Turki. Aku suka negara ini. Entah sejak kapan. Bisa dibilang sangat suka sekali. Dari namanya aja udah buat jantung aku bergangnam style dengan sendirinya. Banda Aceh, yah kota kelahiranku ini dipercaya oleh orang2 berkebangsaan turki untuk membangun sekolah dan rumah sakit berlabelkan Turki. Rumah Sakit dan sekolahnya sendiri cukup populer di banda aceh. Negara ini secara umum sebagian besar umatnya beragama islam, tapi yang ngebuat aku bingung dan ragu atas keislaman mereka ini yaitu mereka menganggap pergaulan bebas itu sudah biasa. terbukti beberapa teman aku di facebook yang berkewarganegaraan Turki ini gag segan2 memperkenalkan dirinya yang sering berciuman ketika mereka berpacaran. Bahkan untuk ngebahas pergaulan mereka yang bisa dibilang bebas itu mereka gag canggung sama sekali. Cukup penasaran akan hal ini, langsung aja aku obrak - abrik mbah google. Dan inilah beberapa kenyataannya.
A Country in Two Continents
Turki adalah sebuah negara dan satu2nya negara di dunia yang berada di dua Benua. Ibu kota Turki berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar adalah Istanbul. Setengah dari Istanbul berada di kawasan Benua Eropa dan sementara setengah lainnya berada di kawasan Benua Asia. Kedua kawasan ini dipisahkan oleh Selat Bosforus yang dihubungkan dengan sebuah Jembatan Bosforus sepanjang 1,5 kilometer. Bayangin aja kalau kalian tinggal di sisi Asia dan bekerja atau bersekolah di sisi Eropa. Maka kalian akan melewati sebuah gapura raksasa bertuliskan "Selamat Datang di Sisi Eropa" dan "Selamat Datang di Sisi Asia". Wuaaahhhhh.. Seru ya!
Predominantly Moslem Populated Country
Secara garis besar, Turki memang negara muslim . Namun budaya dan kebiasaan Eropa sangat terasa di Turki. mulai dari fashion, hair style, budaya eropa seperti berciuman di muka umum dan di taman-taman merupakan pemandangan yang sudah biasa. Beberapa rekan pelajar Indonesia yang berusaha mencari tau arah kiblat berusaha bertanya kepada beberapa tetangga, tapi tidak satupun dari mereka yang tahu. Kebanyakan dari pelajar Indonesia tersebut harus menemukan masjid dulu untuk akhirnya mengetahui kemana arah kiblat dari Istanbul. Ketika dalam sebuah kesempatan terjadi diskusi tentang proses masuknya Turki ke Uni Eropa, ada seorang mahasiswa menggunakan istilah "moslem country" untuk merujuk Turki. Alhasil, sang dosen langsung merengut dan bilang bahwa Turki ini "predominantly moslem populated country".
Dense Country
Istanbul, kota terbesar di Turki, adalah kota yang sangat ramai dan padat penduduknya. Di beberapa jalan utama, misalnya Jalan Istiklal, benar-benar tampak lautan manusia yang tidak pernah habis, pagi, siang, sore sampai malam dan pagi lagi, jalanan selalu penuh dengan manusia, macet, bukan macet kendaraan seperti di Jakarta, tapi macet manusia. Setiap naik bis, metro, tramvay, atau kendaraan umum darat lainnya, kesempatan untuk dapat tempat duduk sangat kecil.
Well Maintained Transportation
Indonesia tertinggal jauh dari kecanggihan transportasi negara ini. Selain punya sistem metro bawah tanah layaknya negara-negara Eropa lain, Turki juga punya kereta gantung yang mereka sebut Teleferik. Kita juga punya sistem ini, tapi hanya untuk tujuan rekreasional, seperti yang ada di TMII. Kereta gantung atau cable car atau teleferik ini benar-benar dipakai untuk sarana transportasi umum untuk menyeberang dari satu bukit ke bukit lain. Metode dan nilai tiketnya juga persis seperti tarif metro dan bis saja, 1,5 Lira atau sekitar 0,75 euro.
Free Sport Utilities for a Healthier Society
Pelajar Indonesia kurang memanfaatkan fasilitas yang satu ini. karena mungkin mereka merasa bahwa jalan kaki dari asrama ke kampus setiap hari saja sudah cukup dengan posisi jalanan yang naik turun. Padahal hampir di setiap taman yang ada di Istanbul dan kota-kota lain di Turki, pemerintah menyediakan alat-alat fitnes gratis di tempat-tempat terbuka. Ada sepeda statis, air walker, angkat beban, alat sit up, dan berbagai alat lain seperti yang biasa kita temui di tempat fitnes berbayar. Masyarakat Turki sendiri sangat memanfaatkannya dengan baik.
Subhanallah! Ayo, Indonesia! kapan bisa kayak gini? hal positifnya patut ditiru kok. hal negatifnya buang jauh2 ke laut yah. ^^"
0 Response to "Turki"
Posting Komentar